JAKARTA-NUSANTARAPOST.ID-Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Tahun 2021 di Papua, 2 – 13 Oktober 2021 diharapkan bukan saja menjadi ajang puncak prestasi olahraga nasional namun juga makin menggelorakan semangat persatuan Indonesia.
Masalah publikasi menjadi hal yang penting sehingga harus dikemas dengan baik sejak dini.
“Itulah tujuan pertemuan KONI Pusat dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat dan Panitia Besar (PB) PON XX ini. Sesuai dengan koordinasi selama ini maka pelaksanaan PON XX di Papua yang seharusnya dilaksanakan 20 Oktober – 2 November 2020 ditunda menjadi 2 – 13 Oktober 2021 karena adanya wabah pandemi virus corona (Covid-19). Waktu penundaan selama satu tahun ini harus dimanfaatkan untuk memantapkan persiapan di segala lini termasuk publikasi,” kata Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI (Purn) Marciano Norman dalam pertemuan dengan Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari dan Ketua Harian PB PON XX/2021 Yusus Wonda, Rabu (12/8/2020).
Hadir juga dalam pertemuan itu Sekjen KONI Pusat TB Ade Lukman, Sekjen PWI Pusat Mirza Zulhadi, Wakil Ketua Harian PB PON, Yusuf Yambe Yabdi, Ketua Siwo PWI Pusat Gungde Ariwangsa, Humas dan PPM PB PON XX Kadkis A Matdoan beserta pengurus PWI Papua dan Siwo PWI Papua.
Pertemuan berlangsung penuh keakraban dengan pokok pembicaraan tentang masalah peliputan PON XX. Usai pertemuan ditandatangani Surat Keputusan Bersama tentang Persyaratan Pendaftaran Wartawan Peliput PON XX/2021 Papua.
Marciano mengemukakan, untuk menghadirkan publikasi yang baik maka para wartawan peliput PON XX dari media yang terverifikasi oleh Dewan Pers dan kompeten. Dengan demikian pemberitaan akan sesuai dengan etika dan kode etik jurnalistik. Diundurnya pelaksanaan PON XX bisa dijadikan waktu untuk memperbaiki masalah yang berkaitan dengan peliputan.
“Waktu pendaftaran bisa diundur sehingga bisa menampung lebih banyak wartawan. Persyaratan juga bisa disesuaikan dengan tetap memperhatikan media dan wartawan yang terakreditasi. Kita tidak ingin menylitkan namun demi menampung antusiasme para wartawan untuk meliput,” ujar Marciano.
Ketua Umum PWI Pusat Atal S Depari menyatakan, PWI ikut berperan mendukung Papua sebagai tuan rumah PON XX. Diharapkan, para wartawan yang meliput PON XX bisa menghadirkan tulisan-tulisan yang memberikan spirit terhadap atlet dan masyarakat Papua maupun Indonesia. PWI mendukung perbaikan persyaratan pendaftaran wartawan yang akan meliput PON XX Papua.
“Kita kemas bersama KONI Pusat dan PB PON XX. Saya setuju dengan arahan Ketua Umum KONI Pusat agar media terverifikasi dan wartawan terakreditasi. Waktu yang ada bisa dipakai untuk melaksanakan uji kompetensi,” kata Atal.
Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) XX Tahun 2021 bertekad untuk membuat semua orang yang datang dan akan pulang dari Papua dengan penuh senyum dengan pelaksanaan pesta olahraga akbar di Tanah Air itu.
Di sinilah dituntut peran para wartawan yang meliput PON XX di Bumi Cendrawasih, 2 – 13 Oktober 2021 mendatang, bukan hanya menginformasikan tentang olahraga namun juga bisa mengangkat potensi sosial budaya, keindahan, keramahan Papua.
“Kami membutuhkan peran dari para wartawan untuk menginformasikan dan menggencarkan bukan saja soal pesta olahraga namun juga keragaman dan keindahan flora dan fauna Papua. Untuk kenyamanan tugas para wartawan dalam meliput PON XX mendatang maka kami bersama KONI Pusat dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat membuat kesepakatan tentang persyaratan wartawan peliput PON XX,” kata Ketua Harian PB PON XX Yunus Wonda dalam pertemuan di Gedung KONI Pusat, Senayan, Jakarta.
Yunus mengemukakan, sesuai pesan dan arahan Gubernur Papua, Lukas Enembe, PB PON akan menanggung akomodasi, konsusmsi dan transportasi lokal wartawan selama meliput PON XX.
Untuk itulah PB PON membutuhkan data awal tentang jumlah wartawan yang akan datang ke Papua untuk meliput baik di Kota Jayapura maupun di Kabupaten Jayapura, Merauke dan Mimika. Pihaknya membutuhkan dukungan KONI Pusat dan PWI Pusat untuk menentukan standard persyaratan pendaftaran wartawan yang akan mekiput di PON mendatang.
“Kami ingin menunjukkan Papua aman dengan pelaksanaan PON. Papua ingin menunjukkan sebagai pusat persatuan dan prestasi olahraga Indonesia. Kami ingin membuat siapa yang datang ke Papua dengan senyum dan pulang dari Papua dengan senyum pula,” ucap Yunus Wonda.
Yunus menambahkan, jumlah wartawan yang telah mendaftar pada aplikasi PON sebanyak 360 orang, baik wartawan lokal, Nasional maupun wartawan dari 33 provinsi lainnya. (redaksi)