BEOGA-NUSANTARAPOST.ID-Ibu memiliki peranan penting dalam membentuk masa depan anak, sebagai tulang punggung dari kelanjutan gereja, sehingga ibi-ibu perlu dibekali dengan berbagai pengetahun dalam rangka membentuk generasi anak sejak dalam kandungan hingga usia 12 tahun.Demikian hal tersebut disampaikan oleh Bupati Puncak Papua Willem Wandik,SE,M.Si, saat membuka kegiatan ret reat biro pelayanan perempuan Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua,klasis Beoga Tahun 2020, di Gereja Imanuel Milawak I, Rabu,14 oktober, pekan kemarin.
Untuk diketahui, kegiatan ret reat biro pelayanan perempuan ini, dihadiri hampir 700 utusan kaum ibu dari klasis Induk Beoga serta dari Klasis persiapan Beoga Barat dan beoga Timur,menghabiskan anggaran hamper 2 Miliar lebih, berlangsung selama tiga hari sejak 14-16 oktober,Hadir dalam acara tersebut, Wakil Bupati Pelinus Balinal,S,Sos,Ag, serta sejumlah Kepala OPD, angota DPRD Kabupaten Puncak Papua, termasuk Ketua Forum kerukunan umat beragama (FKUB) Provinsi papua Pdt, Lipius Biniluk,M,Th,s erta Ketua TP PKK Kabupaten Puncak Papua Ny.Elpina K Wandik,S,Km,juga hadir sebagai pemateri Akademi dari universitas sam ratulangi (usrat) menado Prof.Dr.Joy.A.A.Rattu,MS,Phd.
“Perkembangan saat ini berbeda dengan tahun-tahun yang lalu,zaman kita itu,dibesarkan biasa-biasa saja,karena kondisi saat itu serba terbatas, namun untuk saat ini, zaman sudah berbeda, sehingga ibu-ibu perlu dibekali dengan pengetahuan terkait dengan pemberian gizi kepada anak sejak dikandungan,maupun pada masa pertunbuhannnya hingga 12 tahun, sehingga anak itu akan tumbuh menjadi anak yang cerdas, dan akan menenjadi generasi masa depan gereja,”ungkapnya.
Bupati mengatakan, kegiatan ret reat merupakan kegiatan untuk penyegaran secara rohani kepada para ibu-ibu dalam konteks theologia, namun tidak salahnya kegiatan seperti ini juga dibekali juga dengan pengetahuan umum terkait kesehatan ibu dan anak, maupun pemberikan gizi kepada anak sejak di dalam Rahim seorang ibu hingga 12 tahun, apalagi bagi ibu-ibu peseerta ini datang dari wilayah distrik dan kampung,yang minim pengetahuan, sehingga mereka perlu dibekali pengetahun umum juga, sehingga ketika ibu-ibu ini sudah mengetahui soal betapa pentingnya gizi bagi anak, maka mereka bisa pulang dan mempraktekan dalam kehidupan di tengah keluarganya.
“Selama ini mereka beranggapan bahwa ibu hanya sebagai istri di dapur, melayani suami, membesarkan anak, kerja di kebun, padahal tidak lagi untuk saat ini, ibu juga sebagai guru pertama, bahkan sukses anak dan suami, ada ditangan seorang ibu, merekalah awal terbentuk karakter anak itu,”tukasnya.
Sementara itu,Pdt, Lipus Biniluk, dalam materinya, lebih mendorong kepada para keharmonisan dalam keluarga dirinya mendorong agar para suami di Papua harus memiliki istri satu, dan para suami harus menghormati istri, karena tumbuh kembangnya anak, mulai dari dalam keluarga.
“Kalau suami dan istri tidak akur, pasti anak juga akan karakter rusak, untuk itu saya mendorong agar para suami perlu sayang kepada istri,anak akan tumbuah menjadi orang yang masa depan baik, semua berawal dari dalam keluarga, suami dan istri,”tambahnya.
Sementara itu, akademi dari universitas sam ratulangi (usrat) menado Prof.Dr.Joy.A.A.Rattu,MS,Phd,menekan terkait dengan pemberian gizi anak 1000 hari pertama kehidupan terutama gizi sejak dari dalam kandungan.
“Saya perlu juga mendorong agar Perlu sinergi antara pemerintah, gereja dan masyarakat, dalam rangka mendorong generasi emas, melalui program pemberian gizi 1000 hari pertama kehidupan,sehingga di Kabupaten puncak ini akan lahir generasi emas, yang akan menjadi tulang punggung gereja dan daerah ini, dan itu bisa dilakukan,belum terlambat,”ajaknya.
Kegiatan ini, kemudian ditutup oleh Ibu ketua TP.PKK Kabupaten Puncak Papua Ny.Elpina wandik, diwarnai dengan acara bakar batu,yang merupakan acara khas masyarakat Pegunungan tengah.(Diskominfo Puncak Papua)