JAYAPURA-NUSANTARAPOST.ID-Dewan Adat Kabupaten pegunungan Bintang, Anton Uropmabin mengklarifikasi terkait pengungsian yang terjadi di distrik Kiwirok pasca Penyerangan yang dilakukan oleh kelompok Separatis pimpinan Lamek Taplo.
Anton Uropmabin saat dikonfirmasi mengatakan dirinya tidak pernah memberikan pernyataan tentang pengungsian dikiwirok akibat adanya pasukan TNI dan Polri seperti yang diberitakan oleh salah satu media online di Papua Jumat, 22 Oktober 2021.
“Saya tidak memberikan pernyataan kepada media online tersebut terkait dengan adanya pengungsian akibat dari TNI dan Polri, itu tidak benar,” ungkapnya.
Sebaliknya, saya mengatakan keberadaan TNI dan Polri setelah penyerangan yang dilakukan kelompok Lamek Taplo di Kiwirok justru memberikan pelayanan dan perlindungan kepada warga disana.
Dan saya juga menyampaikan pihak gereja telah memberikan bantuan berupa beras sebanyak 6 ton kepada warga yang terkena dampak penyerangan Lamek Taplo.
“Saya juga mengatakan kalau para pengungsi telah menerima bantuan beras sebanyak 6 ton dari pihak gereja melalui kami dewan adat,” lanjutnya.
Sebagai dewan adat pegunungan bintang, dirinya menyesalkan adanya berita yang diterbitkan tidak sesuai dengan pernyataan yang disampaikannya, dirinya juga berharap agar media tidak asal membuat berita.
“Jadi sekali lagi saya tegaskan, saya tidak bicara tentang TNI atau Polri yang mengusir masyarakat, Yang saya katakan adalah TNI dan Polri yang berada di Pegubin sama dengan kami Dewan Adat yaitu mengayomi masyarakat,” tegas Anton
Anton juga akan membuat pernyataan klarifikasi terkait pemberitaan yang tidak sesuai dengan penyampaiannya yang diterbitkan oleh media online.
Penyampaian Sekertaris Dewan Adat Pegunungan Bintang :
1) Saya sebagai Sekertaris Dewan Adat tidak dilibatkan dalam urusan pengungsian di Pegunungan Bintang.
2) Saya berharap semua bisa kembali normal, pendidikan, kesehatan dan pemerintahan bisa berjalan kembali.
3) Saya juga yakin bahwa keberadaan TNI/Polri bukan untuk menakut nakuti masyarakat melainkan untuk melindungi masyarakat dari aksi KKB.
4) Masyarakat Distrik Okika, kiwirok, Okyob mereka informasinya mengungsi ke perbatasan PNG karena mempunyai hubungan keluarga, namun saya juga belum tau pastinya juga.
5) Jadi secara tidak langsung mereka bisa berkunjung ke keluarganya, pemerintah harus segera memberikan bantuan supaya mereka tidak mengungsi ke negara PNG.
6) Mereka ke PNG kemungkinan karena itu merupakan tempat aman terdekat, kalau mau ke Oksibil dan distrik lainnya malah lebih jauh karena medannya sulit.
7) Saya juga dengar informasi masyarakat yang jualan di pasar juga mengungsi karena adanya ancaman dari KKB.
8) Memang pernah wartawan wawancara saya, tetapi saya jelaskan bahwa masyarakat Distrik Kiwirok datang ke Oksibil dan kami bersama Gereja bantu beras 6 Ton, kami tidak bicara masalah pengungsi PNG, penanganan dan lain lain, sementara saya sendiri belum lihat hasil pemberitaannya, dan saya sendiri belum tahu kondisi di Kiwirok seperti apa.
9) Sekarang juga saya telpon ke wartawan media online tersebut, saya akan melakukan koreksi jika ada pemberitaan yang tidak sesuai dengan apa yang sudah saya sampaikan.
10) Jadi saya tegaskan, bahwa saya tidak salahkan tindakan TNI Polri yang ada disana, saya juga tidak pernah beritakan tentang TNI/Polri yang usir masyarakat, TNI Polri yanga da di Pegubin sama dengan kami Dewan Adat, yaitu mengayomi masyarakat.
11) Saya sampaikan permohonan maaf dan saya akan buat klarifikasi pemberitaan. (redaksi)