TIMIKA-NUSANTARAPOST.ID-Konfrensi sinode KINGMI ke-XI selain sukses dan melahirkan sejumlah keputusan penting dalam perkembangan pelayanan Gereja KINGMI di Tanah Papua lima tahun ke depan. ada juga salah satu rekor yang dicapai dalam kegiatan Konfrensi ini, dimana MURI (Museum Rekord Dunia-Indonesia), memberikan penghargaan kepada panitia, karena dalam kegiatan konfrensi, jumlah babi yang dikorbankan untuk kegiatan bakar batu, selama seminggu, telah mencapai 2.500 ekor babi. Demikian hal tersebut disampaikan oleh Senior Manager MURI Awan Rahargo, disela-sela penutupan konfrensi KINGMI,Sabtu, 6 November akhir pekan kemarin.
“MURI sudah mencatat dalam buku rekord yaitu tradisi bakar batu, MURI berksempatan hadir hari ini,dan telah menyaksikan sendiri, sehingga kami mengumukan suatu pencapaian rekord, dimana panitia telah berhasil melakukan bakar batu dengan jumlah babi mencapai 2,500 babi,”ungkapnya.
Lanjutnya, dengan penghargaan ini, MURI tidak serta merta memberikan penghargaan, namun terlebih dahulu ada tim untuk melihat dan memantau, mencatat dan mewancarai sendiri potensi yang sesuai dengan kriteria super latif, ternyata dari data yang diperoleh, memang pernah ada acara bakar batu, yang dilaksanakan oleh Bupati Mimika Eltinus Omaleng saat acara syukuran bakar batu tahun 2014 lalu, dimana hempir 200 lebih ekor babi dikorbankan, namun rekor tersebut dipatahkan dengan adanya kegiatan bakar batu pada konfrensi Sinode Kingmi ke XI di Timika, yang mencapai 2500 ekor babi.
“selama enam hari pelaksanaan konfreni, ternyata bakar batu melibatkan 2500 ekor, ini jumlah yang sangat fantastis, telah memecahkan rekor,”tambahnya.
Lanjutnya, dengan pemberian rekord MURI ini, dirinya berharap dapat meningkatkan kecintaan warga Papua terutama generasi muda terhadap budaya dan tradisinya, sebab tradisi dan budaya ini merupakan kekayaan Indonesia secara umum, yang bisa dipertahankan turun temurun.
”Bakar batu adalah salah satu tradisi di Papua,bahkan sebuah ritual untuk kebersamaan, ritual kegembiraan,silaturhami sesama masyarakat di papua dan MURI telah mencatat, dimana sebanyak 2500 ekor babi, ini korbankan dalam acara bakar batu,akan dicatat dalam buku rekord muri,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Konfresi sinode KINGMI KE-XI Willem Wandik mengatakan kegiatan Konfrensi KINGMI INI memiliki nilai tersendiri bagi warga KINGMI, dimana kegiatan ini dilaksanakan lima tahun sekali, dan bagi warga KINGMI terutama wilayah Pegunungan Tengah, pesta adat bakar batu, menjadi bagian penting dalam kegiatan konfrensi ini, sehingga warga jemaat, tokoh intelektual, dan anak-anak KINGMI merasa gembira dilaksanakan konfrensi, dengan demikian meraka datang dengan membawa babi mereka, untuk disumbang secara sukarela, dalam acara bakar batu, mulai dari Persiapan pertama sampai dengan pelaksanaan selama seminggu hingga penutupan, dan dari data jumlah babi yang disumbang, panitia telah menghitung dan sudah mencapai 2,500 ekor babi.
“Persembahan ini jangan dinilai dari sisi lain, sebab untuk kami diwilayah gunung itu merupakan budaya dan tradisi,artunya bakar batu menandakan ada suka cita,kegembiraan,bersyukur atas berkat Tuhan,sehingga warga Kingmi menyatakan itu,dalam bentuk tradisi bakar batu menyambut acara konfrensi,umat Kingmi merasa mereka menyumbang babi,sebagai wujud mereka mengucap syukur kepada Tuhan atas penyerataan Tuhan dalam gereja,maupun kehidupan mereka,”jelasnya.
Kata willem pihakya bersyukur,karena pelaksanan konfrensi sudah berlangsung aman dan damai,sukses,padahal sebelumnya banyak orang memprediksi bahwa kegiatan ini akan kacau apalagi dilaksanakan di daerah Km-32,ternyata atas penyerataan Tuhan,kegiatan tersebut,aman dan sukses,bahkan sejumlah hasil telah dicapai dalam konfrensi KINGMI,guna pelaksanaan pelayanan ke depan,sehingga dirinya menyampaikan banyak terima kasih kepada warga KINGMI,dan jemaat yang telah ikut menjaga keaman selama pelaksaan konfrensi.
“kegiatan konfrensi telah sukses dan lancar,Ini mendatangkan bahwa ada kebangkitan gereja KINGMI ke depan,”ungkapnya.(diskominfo Puncak)