Jaga Kamtibmas di Papua, Kapolda Irjen Fakhiri Luncurkan Dua Program Khusus

BERITA UTAMA385 Dilihat

JAYAPURA-NUSANTARAPOST.ID-Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terus mengembangkan program Binmas Noken, dimana fungsi Binmas bertumpu pada kearifan lokal dengan banyak mendengar dan mencoba membangun dari perspektif nilai-nilai yang tumbuh kembang dari kebutuhan dan kemampuan masyarakat Papua.

Atas dasar tersebut, Polda Papua kini akan menggelar Dua operasi khusus kepolisian yaitu Damai Cartenz 2022 (25 Januari 2022 s/d 25 Juni 2022) dan Rastra Samara Kasih (disingkat: Rasaka) Cartenz 2022 yang akan mulai beroperasi di awal Maret 2022 hingga akhir tahun 2022. Diksi “operasi kepolisian” merupakan kegiatan kepolisian yang ditingkatkan. Operasi Damai Cartenz merupakan transformasi dari Operasi Nemangkawi. Sementara Operasi Rasaka Cartenz dari Bahasa Sansekerta, yaitu “Rasaka (Rasta Samara Kasih) Cartenz”, secara harfiah Rastra: Bangsa, Samara: Penjaga, dan Kasih yang memiliki arti rasa memiliki dan menyayangi, bagaimana memberikan yang terbaik untuk orang lain. Sedangkan Cartenz adalah puncak gunung tertinggi di Indonesia yang berada di Papua.

‘’Implementasi pendekatan atau interaksi yang sangat efektif bagi Polda Papua kepada masyarakatnya adalah pendekatan secara humanis atau soft approach policing. Inpres No 9/2020 secara spesifik dijabarkan dalam kebijakan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo yaitu mewujudkan Transformasi Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas serta Transparansi berkeadilan). Implementasi dalam pendekatan kesejahteraan atau kemanusiaan (soft approach policing) di Papua melalui konsep “Binmas Noken”. Kata Kapolda Irjen Fakhiri. Selasa 15 February 2022.

Dijelaskan Kapolda, Secara filosofi Rastra Samara Kasih Cartenz adalah menjaga bangsa dengan kasih di tanah Papua. Sebagaimana dalam firman Tuhan; Yohanes 15:12; Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. 

‘’Karena kami yakin, konsistensi pendekatan kemanusiaan dengan kasih di Papua, merupakan instrumen terbaik untuk dapat mentransformasi konflik dan persoalan menjadi suatu upaya membina damai dalam jangka panjang. Upaya Polri turut mensejehterakan, mencerdaskan dan menyehatkan masyarakat Papua tergelar dengan konsep Binmas Noken pada dua operasi ini telah dilakukan sejak lama,’’ Jelasnya.

Sebelumnya Pada tahun 2018 lalu, Kapolri Jenderal Polisi Prof. Tito Karnavian, membentuk operasi khusus Nemangkawi di Papua untuk memelihara kondusifitas situasi Kamtibmas dan pemberdayaan masyarakatnya. Operasi ini memadukan unsur penegakan hukum (law enforcement) sekaligus operasi Kepolisian dengan pola humanis (soft approach), dinamakan Binmas Noken. 

Kini, Binmas Noken di era kepemimpinan Jenderal Listyo Sigit terus dikembangkan penggelarannya mengedepankan fungsi Binmas (Pembinaan Masyarakat). Konsep Binmas Noken bertumpu pada kearifan lokal (local wisdom) dengan banyak mendengar dan mencoba membangun dari perspektif nilai-nilai yang tumbuh berkembang. Binmas Noken tidak muncul dari gagasan-gagasan cemerlang yang asing, namun berangkat dari kebutuhan dan kemampuan masyarakat Papua. Binmas Noken diimplemeentasikan dengan program-program (jargon) kearifan masyarakat lokal, yaitu; Kasuari (Kesejahteraan Untuk Anak Negeri), Koteka (Komunikasi Tokoh Elit Kamtibmas), Si-ipar ( Polisi Pi-Ajar), Peka (Peduli Kamtibmas), Matoa (Millennial Torang Maju), Papeda (Pemuda Pemudu Cendekia), TIFA (Torang Insan Faham Adat: Madarwis), Keladi Sagu (Kesehatan Lambang Diri-Sehat Guna), Gempita (Gembala Pelita Kamtibmas) dan Pace-Pol. 

Keseluruhan program tersebut Kata Irjen Fakhiri merupakan fasilitas bagi terwujudnya interaksi Polri dan masyarakat yang bermartabat. Dalam mewujudkan kamtibmas (To win the hearts and mind the people of Papua). Penelitian dan Pengembangan Pengetahuan di Papua, dalam mewujudkan situasi yang aman dan kondusif di Papua.

‘’Polri menggunakan dua model pemolisian yaitu Democratic Policing dan Community Policing. Dalam berbagai tulisan dengan kajian akademik, Papua tidak kering dari bahasan tersebut, disamping misteri kekayaan alamnya yang paradox dengan masyarakatnya yang memiliki tingkat kesejahteraan, pendidikan dan kesehatan dibawah rata-rata nasional, Papua juga memiliki berbagai kekhasan, baik adat istiadat, budaya maupun kepercayaan serta masih kuatnya pengaruh kehidupan tradisional. Tugas dan kewajiban Polri di wilayah Papua memerlukan pendekatan berbeda dengan berbagai wilayah lainnya di Indonesia,’’ Pungkasnya.

Untuk diketahui Sasaran akhir dari implementasi operasi ini adalah masyarakat produktif dengan berbagai aktifitas atau dinamika pemenuhan kesejahteraan. Dalam menunjang tugas Pemolisian tersebut. (redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *