JAYAPURA-NUSANTARAPOST.ID-Presiden jokowi meminta masyarakat berhati-hati mulai saat ini. Dia menyatakan tahun 2023 diprediksi akan menjadi tahun gelap akibat krisis ekonomi, pangan, hingga energi akibat pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia-Ukraina.
Jokowi mengaku mendapatkan prediksi itu setelah mengobrol dengan Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), International Monetary Fund (IMF), hingga Kepala negara G7.
Menyikapi pernyataan Presiden Jokowi, Kamar Dagang dan Industri Provinsi Papua mengusulkan kepada pemerintah pusat segera membangun food estate di wilayah setempat. Hal ini guna mengantisipasi krisis pangan kedepan akibat situasi global yang tak menentu.
Demikian disampaikan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Papua, Ronald Antonio dalam keterangan persnya di Jayapura, Minggu (14/8/2022).
Ia mengaku sudah memberikan masukan ke Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia agar merekomendasikan pemerintah pusat untuk membangun food estate di Papua sebagai solusi menjawab masalah yang terjadi secara global seperti ancaman kelangkaan pangan.
“Kita tahu bersama potensi perikanan maupun pertanian di daerah selatan maupun utara ini sangat melimpah. Jika ada food estate maka bisa membantu pemenuhan kebutuhan pangan nasional,” jelas Ronald.
Menurut Ronald, kendala produsen makanan di sejumlah negara karena minimnya pasokan gandum akibat perang Rusia dan Ukraina ini juga sebenarnya bisa diatasi dengan sagu dari Papua.
“Papua itu memiliki hutan sagu tapi harus dipakai untuk produksi bukan kita asal tebang. Hutan produksinya yang kita ambil untuk diolah menjadi bahan baku makanan. Karena itu, kami minta KADIN Indonesia segera mencari investor untuk kebutuhan tersebut,” terangnya lagi.
Sementara itu, Ronald mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintah pusat untuk membuka lahan jagung di Kabupaten Keerom yang informasinya mencapai 10 ribu hektar.
“Termasuk tanaman padi yang lagi dibuat di Kabupaten Merauke yang lumayan sangat banyak serta potensi perikanan di utara yang akan kami sedang siapkan programnya untuk industri perikanan dan akan kami tawarkan di B20 di Bali nanti,” tambahnya.
Selain masalah pangan, kata Ronald, pihaknya juga melihat saat ini sudah tidak bisa lagi mengandalkan energi lama seperti batu bara, minyak bumi dan lain sebagainya karena itu harus beralih ke energi baru terbarukan.
“Kita harus beralih ke energi baru terbarukan, seperti potensi air yang bisa kita olah menjadi pembangkit listrik dan tenaga surya serta lainnya,” tutup Ronald. (redaksi)