JAYAPURA-NUSANTARAPOST.ID-Terkait dengan beredarnya pemberitaan di media sosial dan platform online mengenai klaim sepihak oleh kelompok Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB), yang dipimpin oleh Abraham Goram G dan mengatasnamakan dirinya sebagai Staf Khusus Presiden NRFPB, Ketua Umum Presidium Putra Putri Pejuang Pepera (P5), Yanto K. Eluay, angkat bicara.
Menurut Yanto, manuver-manuver seperti ini adalah bentuk upaya menjaring angin yang justru dapat menyesatkan pemahaman generasi muda Papua. “Klaim-klaim seperti ini tidak berdasar dan berisiko menimbulkan aksi-aksi yang hanya akan memakan korban lebih banyak, menambah deretan nyawa rakyat Papua yang sudah terlalu banyak hilang karena perjuangan yang tak lagi relevan,” tegasnya.
Yanto menjelaskan bahwa secara de facto, Papua telah menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak 1 Mei 1963, dan status ini diperkuat secara de jure melalui pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada 14 Juli hingga 2 Agustus 1969. Proses ini juga mendapat pengakuan internasional melalui Resolusi 2504 Majelis Umum PBB, yang memperkuat status final Papua sebagai bagian sah dari NKRI.
“Fakta hukum ini jelas. Ada 1.025 tokoh Papua yang terlibat dalam PEPERA 1969 yang menyatakan bahwa tanah adat Papua merupakan bagian dari kedaulatan Indonesia. Apa lagi yang ingin dipersoalkan oleh NRFPB atau organisasi lain yang mengklaim sebagai faksi perjuangan kemerdekaan Papua?” ujarnya.
Sebagai tokoh adat dan putra dari mendiang Theys H. Eluay, tokoh utama Presidium Dewan Papua (PDP), Yanto menegaskan bahwa sudah cukup banyak rakyat Papua menjadi korban. “Saya memiliki tanggung jawab moral dan adat untuk melindungi rakyat Papua. Kita tidak boleh terus dijadikan alat dari skenario lama warisan kolonial yang ingin melihat Papua terpecah,” katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa pada tahun 2000, Kongres Rakyat Papua yang digelar oleh PDP telah menyampaikan keputusan tertingginya kepada Pemerintah Indonesia dan telah mendapat jawaban langsung dari Presiden RI.
“Oleh karena itu, saya menghimbau kepada seluruh kelompok yang masih mengklaim sebagai faksi perjuangan Papua Merdeka untuk menghentikan segala bentuk aktivitas yang mengarah pada disintegrasi bangsa. Pemerintah sudah membuka ruang luas dengan berbagai kebijakan afirmatif dan pembangunan demi kemajuan Papua,” tambahnya.
Di akhir pernyataannya, Yanto K. Eluay mengajak seluruh elemen masyarakat Papua untuk bersatu membangun tanah Papua yang damai, sejahtera, dan bermartabat dalam bingkai NKRI. (Redaksi)