MERAUKE-NUSANTARAPOST.ID-Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan tidak menggetarkan para penggiat ekonomi di wilayah Indonesia Timur khususnya Kabupaten Merauke, Papua. Salah satu bukti nyata gerakan Pertamina bersama masyarakat ring I Fuel Terminal Merauke adalah melalui program pemberdayaan Rumah Albumin yang merupakan bagian dari Program Corporate Social Responsibility (CSR) Fuel Terminal Merauke di bidang Pemberdayaan Ekonomi. Pertamina bersama masyarakat bahu-membahu menjaga keberlangsungan potensi ekonomi lokal dengan memberdayakan kelompok usaha Harapan Baru yang berfokus pada pembuatan minyak albumin ikan gabus/ikan gastor. Kelompok Usaha Harapan Papua Baru beranggotakan 9 orang warga yang berdomisili di lingkungan Gudang Arang Kel. Kamahedoga, Kabupaten Merauke. Perhatian pada pengembangan produk usaha yang dihasilkan merupakan sebuah upaya dalam pemanfaatan hasil sumber perikanan air tawar yang terdapat di Kab. Merauke melihat potensi wilayah Kabupaten Merauke yang memiliki luas rawa mencapai 1.425.000 Ha dari total luas kabupaten 45.071 Km², dengan varietas jenis ikan air tawar yang bervariasi, dimana salah satunya ialah jenis gastor/gabus (Channa striata).
“Awalnya kami berhasil mengidentifikasi potensi pengembangan SDM yang begitu besar, semangat para pelaku kelompok usaha ini untuk membesarkan dan memberikan dampak ekonomi bagi sekitar memudahkan inisiasi program antara Pertamina dan Kelompok Usaha.” ungkap Edi Mangun, Unit Manager Communication, Relations & CSR Marketing Operation Region VIII di Jayapura.
Tahun 2020 merupakan tahun kedua Pertamina hadir dalam kegiatan usaha tersebut. Bersama masyarakat, Pertamina berupaya untuk dapat memecahkan problematika usaha yang kerap muncul pada fase awal kelompok usaha berdiri dan segera melakukan akselerasi. Pada dasarnya produk minyak albumin produksi Kelompok Harapan Papua Baru terbilang cukup laris di pasaran, bahkan berkat sinergi bersama seluruh Stakholders, Kelompok Usaha tersebut diberikan mandat secara langsung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke untuk dapat memproduksi dalam jumlah besar sebagai persiapan untuk buah tangan bagi kontingen daerah dalam ajang PON PAPUA 2020. Kegiatan usaha berbasis masyarakat (kolektif) ini bukan tanpa kendala, bahkan sebelum Pandemi hadir. Sulitnya ketersediaan bahan baku saat di musim penghujan dan keterbatasan sumber daya manusia dalam melakukan inovasi pemasaran produk serta manajerial aspek internal kelompok usaha menjadi perhatian tersendiri.
Terdapat dua garis besar program bantuan yang menjadi perhatian Utama Pertamina. Hal Pertama adalah aspek pengadaan fisik yang mencakup pengadaan rumah dan alat-alat produksi. Sedangkan yang kedua pengembangan kapasitas pengelolaan Sumber Daya Manusianya. Sebagai sebuah wujud peduli dalam pemberian dukungan pendampingan yang berkelanjutan, maka Pertamina berkomitmen untuk mengantarkan kelompok usaha ini agar lebih maju dan mandiri. Pendampingan berorientasi jangka panjang terus dilakukan terlebih dalam kondisi Pandemi yang juga belum berhenti. Pada Tahun 2020, Pertamina bersama Kelompok Usaha telah bertekad untuk mengejar tiga (3) Indikator Pencapaian Keberhasilan yakni penguatan kelembagaan kelompok serta pemasaran produk, pengurusan izin ke tingkat BPOM dan MUI Kabupaten Merauke, dan dukungan pengembangan kolam penampungan ikan dan kolam penampungan air limbah produksi.
“Geliat ekonomi harus terus dikejar terutama di daerah-daerah yang didominasi oleh ekonomi konsumsi domestik, selain itu tentu adaptasi kebiasaan baru protokol kesehatan juga harus diperhatikan. Tidak hanya hal-hal teknis, Kami juga berupaya melakukan transfer budaya disiplin Anti Covid melalui kelompok usaha masyarakat ini”, tutup Edi. (redaksi)