Pengakuan Korban yang Lolos dari Serangan KKB di Oksibil

BERITA UTAMA358 Dilihat

JAYAPURA-NUSANTARAPOST.ID-Simon Petrus Sroyer, ASN Satpol PP Kabupaten Pegunungan Bintang yang menjadi korban Penyerangan dan Penembakan oleh KKB pada 19 September 2023 lalu, menceritakan kejadian yang dialaminya saat hendak bergegas dari rumahnya menuju ke Kantor Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang untuk melaksanakan tugas., Sabtu/30/9/2023.

Disela-sela kunjungan kerja Ka Ops Damai Cartenz-2023, Kombes Pol. Dr. Faizal Ramadhani, S.Sos., S.I.K.,M.H., ke Oksibil kabupaten pegunungan pada 27 September 2023 lalu, Bapak Simon Petrus Sroyer Korban penyerangan dan Penembakan oleh KKB Saat ditemui, menceritakan kisah yang dialaminya.

Ia Menceritakan bahwa, sewaktu Ia bergegas dari rumahnya hendak ke kantor bupati untuk melaksanakan tugas, tiba-tiba ditengah jalan, Ia dihadang oleh 3 orang KKB dengan senjata lengkap.

“Saya ditanya oleh mereka KKB, mau kemana, saya menjawabnya, mau ke kantor, lalu saya tiba-tiba ditembak di kepala dan saat itu saya bergerak reflek untuk menghindari tembakan tersebut namun tetap saja mengenai helm saya sehingga telinga saya luka. Kemudian saat itu, saya juga merasa sakit pada rusuk saya dan saat itu saya mengetahui bahwa rusuk saya terkena benda tajam/sangkur.”, ujarnya.

Setelah itu, saya ditembak lagi dan saya melihat pada moncong senjata KKB tidak mengeluarkan api dan saya mengambil kesimpulan bahwa senjata tersebut ada mengalami kemacetan atau kendala lain dari situlah saya mengambil keputusan untuk melakukan perlawanan, sehingga 3 orang KKB tersebut, langsung melarikan diri.

Pada saat saya hendak menaiki motor saya, untuk melanjutkan perjalanan, muncul lagi 3 orang KKB yang berbeda dari 3 orang sebelumnya dengan senjata lengkap hendak menyerang saya lagi dan disitu saya kembali melakukan perlawanan lagi sehingga mereka langsung melarikan diri.

Setelah itu, saya melarikan diri dan melapor ke pos penjagaan Polri dan TNI di Areal Gereja GBI dan dari sana saya diantar ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis.

Dari kejadian ini, saya ingin menyampaikan bahwa, KKB yang memegang senjata api, telah melanggar hukum nasional dan internasional sehingga tidak ada kompromi untuk Mereka harus dilakukan penegakan hukum yang tegas dan terukur hingga tuntas.

“Saya merasa tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh KKB ini, dan saya berharap apa yang dilakukan oleh KKB ini tidak boleh diulangi lagi sehingga Aktivas masyarakat bisa berjalan dengan Aman dan Damai serta pembangunan dapat dilakukan oleh pemerintah demi terwujudnya Kabupaten Pegunungan Bintang yang Aman, Damai dan Sejahtera.” tandasnya.(redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *