ILAGA-NUSANTARAPOST.ID-Dampak dari berbagai peristiwa penembakan yang terjadi di wilayah Kabupaten Puncak, yang dilakukan oleh KSB, berdampak pada trauma yang dialami oleh masyarakat di Kabupaten Puncak,bahkan masyrarakat asli Kabupaten Puncak saat ini,mulai takut untuk beraktvitas mencari makan kekebun,maupun ke hutan,bahkan di ibu Kota Kabupaten Puncak saja,aktfitas hanya sampai jam 17 sore saja, setelah itu warga memilih didalam rumah saja. Demikian hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPRD Lekius Newegalen,S,IP maupun Pjs.Ketua KNPI Puncak Nopi Tabuni, kepada wartawan di Ilaga, Selasa,20 april, kemarin.
“ya,dampak dari penembakan guru di Distrik Beoga,penembakan ojek dan pelajar di Ilaga,membuat sampai masyarakat begitu takut,mereka mau ke hutan,ke kebun saja,sudah tidak bisa,kami takutkan dampak dari itu,masyarakat jadi lapar,dan bisa menimbulkan persoalan baru lagi,”ujar kader partai Gerindra ini.
Lebih khusus di Distrik Beoga,kata Lukius newegalen,warga mendatang,bahkan guru,tenaga medis ada yang keluar dari Distrik beoga,sehingga aktfitas didistrik tersebut belum normal,sementara masyarakat sangat membutuhkan keamanan,agar kondisi ekonomi,bisa normal lagi,terutama pelayanan pendidikan dan kesehatan.
“memang kita akui di Distrik Beoga,sudah dikusai kembali oleh aparat TNI-POLRI,namun masyarakat masih trouma,mereka masih takut ke hutan,nah,kondisi ini harus menjadi perhatian kita bersama,”tambahnya.
Oleh sebab itu, dirinya mendorong agar pemerintah,aparat keamanan TNI-POLRI,untuk segera memcari solusi,agar memberikan rasa aman bagi masyarakat di Distrik beoga, soalnya Distrik beoga menjadi salah satu Distrik yang menunjang beberapa Distrik di sekitaranya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh PJS,Ketua KNPI Kabupaten Puncak Nopi Tabuni,dirinya menyesalkan tindakan membabi buta yang dilakukan oleh KSB,yan membunuh masyarakat asli sendiri,padahal masyarakat asli harus dilindungi,karena perjuangan OPM ada aturan,apalagi wilayah Ilaga dan beoga,merupakan wilayah bersejarah bagi gereja keman injil di tanah Papua,dari daerah ini,kemah injil mulai berkembang sampai ke seluruh Tanah Papua,jadi sangat disayangkan jika terjadi pertumpahan darah di daerah yang diberkati Tuhan ini.
“Kepada teman-teman OPM,kami berharap tindakan yang berlebihan dan merugikan banyak orang dihentikan,karena suatu perjuangan yang mereka jalani itu ada aturan,apalagi anak pelajar itu anak asli Puncak,kami saat ini sudah minoritas di atas tanah kita sendiri,kenapa harus mati lagi ditembak,atau miras dan lainnya,sebagai poemuda,saya merasa kecewa sekali,”ujarnya.
Lanjut Nopi,jika ada pemuda atau masyarakat yang dianggap sebagai mata-mata TNI-POLRI,maka ada jalur yang bisa ditempuh,melalui jalur kekeluargaan,jangan menggunakan cara membabibuta,mengambil nyawa,karena yang berhak mengambil nyawa Hanya Tuhan.
“Terhadap anak sekolah dan guru,mereka meskipun dicurigai,kalau bisa ditangkap aja,atau diatur diselesaikan secara kekleuargaan,jangan membabibuta,karena kita sama-sama Papua,apalagi kita dengan papua sendiri,karena kita papua ini sudah minoritas,jangan mati karena ditembak,atau miras,”ungkapnya.
Dirinya mengakui jika masyarakat sejauh ini masih troiuma,meski begitu tahap demi tahap,kondisi di Puncak mulai normal,dengan kehadiran Bupati dan pemerintah daerah,yang mulai melakukan kegiatan pemerintahan di Ibu Kota Kabupaten Ilaga.(Diskominfo Puncak)